{[['']]}
V for
Vendetta mengambil latar belakang Inggris di era masa depan ketika berada di
bawah kepemimpinan rezim yang totaliter. Hal ini bermula sesaat pasca-perang
dunia yang meluluhlantakkan berbagai negeri. Kekacauan merebak dimana-mana,
kelaparan, penyakit dan juga angka kematian yang begitu tinggi. Hal ini
akhirnya yang menjadi pembenaran bagi seorang politikus yang ambisius untuk
meraih kekuasaannya dengan menerapkan pola kekuasaan yang fasistik. Semua
dikontrol oleh negara, tak ada kebebasan sipil, bahkan juga termasuk dalam
berpendapat dan menjadi berbeda. Bahkan juga di dalamnya, memeluk agama lain
selain satu agama yang ‘direstui’ oleh pemerintah, dianggap sebagai sebuah
kejahatan. Dalam satu bagian, dikisahkan bagaimana seseorang dapat ditangkap
hanya karena memiliki Al-Qur’an. Film, buku-buku sastra dan bahkan juga
karya-karya seni dilarang.
Di
tengah kondisi demikian, seorang individu yang menyebut dirinya V, dengan
mengenakan kostum ala Guy Fawkes mulai mengambil tanggung jawab atas semua hal
yang terjadi dan mulai melancarkan propaganda yang dikenal dengan istilah
"propaganda by deed". V menyadari bahwa kesalahan suatu negeri memang
tidak dapat ditudingkan begitu saja pada para birokrat dan politisi, karena
bagaimanapun juga, para penguasa fasis tersebut bisa berada di kekuasaannya
karena publik membiarkannya (dengan berbagai alasan, seperti ketakutan dan
ketidak pedulian). Dalam satu episode, V mengatakan pada publik melalui
televisi bahwa, “untuk mengetahui siapa yang bersalah atas semua yang terjadi,
mari kita menatap cermin.”
Posting Komentar